Macan Bernyali Tikus
Sumber: www.corrections.com

Kata Alkitab / 31 March 2016

Kalangan Sendiri

Macan Bernyali Tikus

Mega Permata Official Writer
6531

Cerita lama dari India, menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut letika bertemu macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jagi tikus lagi, sebab sekalipun badanmu macan, tapi nyalimu masih tetap bernyali tikus.”

Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi nyali kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan berkuasa dalam diri kita. Bukan iman, tapi rasa khawatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum, tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.

Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. 

Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan sukacita dan optimis? Kalau kita tidak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu sama halnya seperti seekor macan yang bernyali tikus.

Sumber : Renunganspirit/Jawaban.com/em
Halaman :
1

Ikuti Kami